Rabu, 14 November 2018

Puisi Chairil Anwar : Karawang Bekasi

“Karawang — Bekasi”
karya: Chairil Anwar

Kami yang kini terbaring antara Krawang—Bekasi
Tidak bisa teriak "merdeka” dan angkat senjata lagi.
Tapi, siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami.
Terbayang kami maju dan berdegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi.
Jika dada hampa dan jam dinding yang berdetak.
Kami mati muda, yang tinggal tulang diliputi debu.


Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi, kerja belum se1esai, belum apa-apa.
Tapi, kerja belum selesai, belum apa-apa.
Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja kami belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4—5 ribu nyawa.

Kami cuma tulang-tulang berserakan.
Tapi, adalah kepunyaanmu.
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang yang berserakan.

Ataukah jiwa kami yang melayang untuk kemerdekaan, kemenangan, dan harapan.
Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata
Kaulah sekarang yang berkata.

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi.
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang-kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami.

Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta.
Menjaga Bung Syahrir.
Kami sekarang mayat.
Berilah kami arti.

Berjaga terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang-kenanglah kami.
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang Bekasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar